Lepisanthes alata
(Blume) Leenh.
Sapindaceae
Nama : Bengalon.
Deskripsi : Pohon, perdu, tinggi 10−15 m, dbh sampai 30 cm. Daun majemuk menyirip genap, berpasangan 3−5 atau 13, panjang 20−45 cm atau lebih, gundul; tangkai daun menyudut di atas, sayap pada tangkai dan anak tangkai daun lebar 3−8 mm, daun penumpu semu membundar telur-serong, pangkalnya menjantung-sangat dalam, ujungnya menumpul, terkadang melancip, pertulangan menyirip. Anak daun berhadapan atau sampai berseling, duduk atau bertangkai sampai 0.2 cm, melanset (atau memita-melanset atau melonjong sampai membundar telur sungsang-melonjong, melontar-tipis, bagian atas keabu-abuan sampai coklat kehitaman, bagian bawah coklat sampai hijau keabu-abuan; pangkal anak daun hampir menyerong, meruncing dan kadang-kadang menirus; ujung anak daun melancip-menirus panjang, meruncing; tulang daun utama kebanyakan meruncing. Perbungaan sering menjuntai, seringkali berwarna ungu sampai coklat kemerahan, berkelamin tunggal, meskipun bunga jantan dan betina dalam satu pohon yang sama: bunga jantan biasanya aksiler, tidak bercabang, panjang 20−45 cm, tangkai bunga tersebar, berkas bunga duduk berjumlah 3−5(-7) pada tangkai bunga sepanjang 2−7 mm. Bunga betina: di ketiak daun bagian bawah, atau pada cabang atau batang, setidaknya dekat bagian bawah cabang yang sama pada ranting, sepanjang 45 cm, menyebar, kebanyakan bunga soliter dengan tangkai bunga 6−13 mm. Bakal buah bulat telur, bersel 3−4. Perbuahan dengan tangkai buah ramping, panjang 2 cm. Buah bulat, pendek, bulat telur sungsang-bersegi tiga, berembang, berwarna ungu kecoklatan tua hingga hampir hitam ketika matang, daging buah agak tebal, berdaging, berwarna putih. Biji berbentuk jorong, hilum belah ketupat.
Ekologi : Persebaran alami di Kalimantan dan Filipina. Pada umumnya tumbuh pada hutan primer dan hutan sekunder termasuk hutan dataran rendah seperti hutan riparian, hutan lahan basah (rawa dan rawa-gambut), dan hutan pungung perbukitan.
Kegunaan : Buah dapat dikonsumsi. Referensi: Adema et al., 1994.