kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Katalog / Fauna / Flora 

Hypolytrum nemorum

(Vahl) Spreng.

 

Cyperaceae
Nama
: Peredang (Kutai Bongan).
Deskripsi : Herba, rimpang berakar serabut banyak, pendek, sedikit tebal, berkayu dengan sisik kemerahan, padat. Batang berupa buluh (culm), bersegitiga, kaku, tebal, tinggi dapat mencapai ca. 90 cm. Daun tunggal, semi-menjangat, lebih panjang dari buluh batang; pangkal daun berpelepah kecoklatan; helaian memita-panjang; pangkal daun melipat, tepi daun kasap ke bagian ujung. Daun pembalut 3–5, seperti daun, di pangkal perbungaan dan bercabang, bagian bawah kebanyakan lebih panjang dari perbungaan, tidak berpelepah. Perbungaan tandan berbulir, berbentuk bulat telur-bulat sampai semi-bulat, bulir banyak, rakis dan anak rakis sudutnya kasap. Bulir bulat telur sungsang, atau bulat saat dewasa dengan banyak daun gagang seperti sekam (glume), kecoklatan, spiral, dan tersusun menyirap, membundar telur sungsang, masing-masing membentuk spikelet semu, ujungnya membundar dan bertusuk. Spikelet-semu dengan 2 sekam (glume), 2 bunga jantan dan 1 bunga betina; sekam coklat, lateral dan berhadapan, memerahu, menyelaput, berlunas, berpautan pada sisi adaksial, lunas berduri-duri halus, masing-masing dengan bunga betina. Tangkai sari ramping, kepala sari jorong menyempit. Putik 2. Buah geluk coklat keabu-abuan gelap, semi-bulat, pipih.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Asia Tropis dan Subtropis sampai wilayah Pasifik bagian Barat, termasuk wilayah Malesia. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem dataran rendah seperti di bawah kanopi hutan primer dan sekunder. Jenis ini terkadang ditemukan tumbuh pada areal yang terbuka dan menyukai substrat yang lembab. Tumbuh pada hutan riparian dan hutan lahan basah seperti hutan rawa. Referensi: Dai et al., 2010.
Kegunaan : –

id_IDBahasa Indonesia
Status Undang - Undang
- Undang-undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi
Status Daftar Merah IUCN
International Union for Conservation of Nature (IUCN) atau dalam bahasa Indonesia adalah Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam. Serikat ini mengambil keputusan untuk menentukan status konservasi suatu satwa atau tumbuhan. Kategori kriteria daftar merah IUCN saat ini meliputi extinct/punah (EX), extinct in the wild/punah di alam liar (EW), critically endangered/kritis (CR), endangered/genting (EN), vulnerable/rentan (VU), near threatened/hampir terancam (NT), least concern/berisiko rendah (LC), data deficient/informasi kurang (DD), dan not evaluated/belum dievaluasi (NE).
Status Daftar CITES
CITES (Convention on International Trade of Endangered Species) atau dalam bahasa Indonesia adalah Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah. Cites bertujuan untuk membatasi negara-negara melakukan perdagangan flora-fauna yang dilindungi atau karena jumlahnya sangat terbatas. Status CITES berupa appendix (lampiran) nomor I-III. Appendix I adalah daftar flora-fauna yang benar-benar tidak boleh diperdagangkan karena sudah terancam punah. Lalu Appendix II merupakan daftar flora dan fauna yang boleh diperdagangkan tetapi jumlahnya terbatas. Sementara appendix III adalah daftar flora dan fauna yang boleh diperdagangkan karena jumlahnya melimpah di suatu negara akan tetapi terbatas di negara lain.
Click Here
Status Endemik
Spesies endemik dapat didefinisikan sebagai spesies yang hidup secara alami dan eksklusif, serta sangat beradaptasi dengan wilayah geografis tertentu. Berdasarkan ukuran dan batasan wilayahnya. Status ini meliputi Endemik (E) dan Non Endemik (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Geser untuk lanjut membaca