Gluta renghas
L.
Anacardiaceae
Nama : Rengas burung (Kutai).
Deskripsi : Pohon, berukuran sedang-besar, tinggi dapat mencapai 50 m, diameter batang dapat mencapai 100 cm, pohon tua biasanya berbanir. Kulit batang coklat-kekuningan terang, atau abu-abu saat dewasa, bersisik belang-belang dengan serpihan kecil. Daun tunggal, menjangat, gundul; tangkai daun 3 cm; jorong-lonjong atau jorong menyempit, atau melanset sungsang; pangkal daun membaji, terkadang semi-menjantung; ujung daun menumpul; tulang daun 17−30 pasang, menonjol di kedua sisi permukaan; urat daun memata jala, jelas di kedua sisi permukaan daun; tepi daun mengutuh. Perbungaan malai; kuncup bunga menjorong, menumpul. Bunga kecil; panjang daun kelopak 3−4 mm, mekar atau pecah tidak beraturan, gundul, kadang berambut balig halus di bagian ujungnya, tersusun jarang. Daun mahkota putih, berpilin, jorong−melanset, melanset sungsang, atau memita, sisi luar gundul, sisa dalam berpapila. Benang sari berjumlah 5; tangkai sari gundul; kepala sari lonjong. Bakal buah semi-bulat, gundul. Buah pelok, semi-bulat, coklat−jambon, dengan permukaan berjambul dan benjolan tidak teratur; tanpa daun mahkota yang membesar; embrio semi-bulat; kotiledon tidak menyatu sempurna, bebas pada satu sisi.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi), Malaysia, Myanmar, dan Thailand. Tumbuh pada ekosistem hutan dataran rendah termasuk hutan riparian dan hutan lahan basah (hutan rawa atau hutan banjiran musiman). Di Kalimantan Timur banyak dijumpai di tepi sungai dan hutan rawa (termasuk lahan basah Mesangat, lahan basah Suwi).
Kegunaan : Kayu termasuk jenis kayu kuat, sering dimanfaatkan sebagai bahan baku bangungan, bahan perahu tradisional, dan perabotan (furniture). Biji dapat dimakan setelah di panggang terlebih dahulu. Daun berpotensi sebagai sumber pakan bekantan terutama pucuk muda. Referensi: Ding Hou, 1978; Muklis et al., 2018.