Ficus benjamina
L.
Moraceae
Nama : Ara; Beringin (Indonesia).
Deskripsi : Pohon, berumah satu, penyekik, tinggi mencapai 30 m, dbh 60 cm, ada sedikit akar udara yang menggantung bebas dan ranting muda biasanya menjuntai-terkulai. Kulit batang abu-abu terang atau coklat gelap, coklat kemerahan pada ranting muda, gundul. Daun penumpu berpasangan, melanset lebar, meruncing, panjang ± 1 cm, lekas luruh. Daun menjangat-tipis, berseling-ganda, hijau tua-terang, kuning ketika layu; jorong sampai membundar telur-melanse; pangkal daun membaji; tepi daun mengutuh-rata; ujung daun meruncing; tulang tengah bagian atas timbul, pertulangan daun menyirip, tulang daun lateral banyak, tersusun berdekatan, hampir sejajar, terlihat pada kedua permukaan daun, menyatu di dekat tepi daun, membentuk urat daun intermarginal yang berbeda, tulang daun bagian bawah daun pendek, penulangan interkosta memata jala, sama menonjolnya dengan tulang daun lateral; tangkai daun berkerut dan kekuningan saat kering. Perbungaan pasuan atau periuk (sikonium), aksiler, berpasangan, tidak bertangkai, hijau, jingga-kuning saat matang, membulat, ujung buah rata, kekuningan pucat saat kering, kedua permukaan menggelembur; daun gagang 2−3, panjang 0.5−1.5 mm, tersembunyi di bawah sikonia, ostiol ditutupi oleh 3 daun gagang rembang, bulu kejur bagian dalam tidak ada, daun tenda bunga 3−4, bebas. Buah longkah bulat telur sampai mengginjal, biasanya lebih panjang dari tangkai putik.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Asia Tropis dan Subtropis sampai Australia bagian Utara, termasuk kawasan Malesia. Pada umumnya tumbuh pada hutan primer dan hutan sekunder. Jenis ini dapat dijumpai di hutan dataran rendah (termasuk hutan riparian, hutan lahan basah), hutan dataran rendah dipterokarpa campuran, hutan perbukitan, hutan di atas bautan kapur, dan hutan regenerasi muda.
Kegunaan : Tumbuhan dibudidayakan sebagai tumbuhan ornamental dan tanaman pertamanan. Referensi: Berg & Corner, 2005.