Stenochlaena palustris
(Burm.f.) Bedd.
Aspleniaceae
Nama : Lemiding (Kutai); Kelakai; Paku merah.
Deskripsi : Terestrial, kadang epifit. Rimpang memanjang dan menjalar, memiliki akar pelekat pada habitus epifit. Ental termasuk holodimorfik terdiri atas ental steril dan fertil. Tangkai daun panjang. Anak daun tersusun menyirip, berseling pada rakis; helai anak daun steril melanset; pangkal anak daun membundar sampai menumpul, tidak simetris; ujung anak daun meruncing; tepi daun bergigi pendek; pertulangan anak daun menyirip, padat, jelas; anak daun muda biasanya berwarna ungu tua, ungu muda-kemerahan terang saat muda, hijau tua dan menjangat saat tua. Helaian daun fertil, memita, bentuknya berbeda dengan daun steril. Sori mengumpul disepanjang tepi helaian anak daun, terkecuali pada anak tulang daun utama; hijau kekuningan, sorus menepung.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Asia Tropis dan Subtropis sampai wilayah Pasifik bagian Barat, termasuk kawasan Malesia. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem dataran rendah secara terestrial, tekadang mermbat pada batang pohon atau epifit. Pada hutan primer dan hutan sekunder tumbuh pada lantai hutan yang basah seperti lahan basah atau rawa gambut. Pada areal terbuka populasi sangat dominan tumbuh secara terestrial. Selain itu, jenis ini juga sering ditemukan pada habitat budidaya seperti perkebunan kelapa sawit dan kebun karet campuran.
Kegunaan : Daun muda secara etnobotani pucuk muda dimanfaatkan sebagai sumber pakan tambahan untuk sayuran. Referensi: Agatha et al., 2019.