kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Vitex pinnata

L.

 

Lamiaceae
Nama
: Laban (Indonesia)/Leban (Kutai); Temaq (Busang).
Deskripsi : Pohon, berukuran sedang, tinggi 15−25 m, diameter batang berkisar 30−40 cm. Pepagan luar abu-abu kekuningan pudar sampai coklat, berlekah, mengeripih, pepagan bagian dalam kuning pucat atau pudar menjadi hijau ketika dilukai; kayu gubal lunak berwarna kuning sampai coklat. Daun penumpu tidak ada. Daun majemuk, menjari, berhadapan, tangkai daun 2.5−10 cm, terdiri atas 3−5 helaian anak daun; anak daun duduk, dua anak daun terluar umumnya berukuran lebih kecil, pangkal daun membundar sampai sedikit membaji; ujung daun melancip, tepi daun rata, pertulangan daun sekunder 10−20 pasang, permukaan gundul sampai berambut, aromatik. Perbungaan malai, terminal, panjang 7−20 cm. Bunga biseksual, kecil, diameter ± 8 mm, putih-kuning sampai keunguan atau ungu terang; kelopak dan mahkota menabung. Buah buni, bulat, diameter 1−1.5 cm, buah muda hijau, buah matang biru-ungu tua. Biji bulat.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Assam, Banglades, Filipina, Himalaya Timur, India, Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Maluku, Sunda Kecil), Kamboja, Kepulauan Andaman, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem hutan dataran rendah sampai perbukitan. Pada vegetasi primer sampai hutan sekunder dengan habitat hutan campuran dipterokarpa, hutan tepi sungai, hutan riparian, hutan lahan basah (rawa, rawa-gambut), dan hutan kerangas. Tumbuhan ini merupakan pionir pada hutan regenerasi muda dan umumnya bersifat dominan.
Kegunaan : Kayu secara etnobotani dimanfaatkan sebagai bahan kayu bakar, bahan bangunan tradisional, dan bahan baku arang yang baik. Referensi: Kessler & Sidiyasa, 1994.

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading