kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Syzygium polyanthum

(Wight) Walp.

 

Myrtaceae
Nama
: Daun Salam.
Deskripsi : Pohon, perdu, tinggi dapat mencapai 30 m, diameter batang dapat mencapai > 20 cm. Kulit batang dengan permukaan halus, kecoklatan sampai keabu-abuan, atau hampir putih pada habitus pohon dewasa. Daun tunggal, berhadapan, mengertas sampai hampir semi-menjangat; jorong sampai melonjong; pangkal daun meruncing sampai membundar atau tumpul; ujung daun meruncing, tepi daun mengutuh; permukaan daun halus, sisi atas daun hijau pudar, sisi bawah daun hijau kebiruan; perulangan daun sekunder menyirip dengan kisaran antara 7–9 pasang. Perbungaan malai, aksiler, jumlah kuntum bunga ca. 27−53 kuntum. Bunga biseksual, hipantium sepanjang ± 2 mm, seperti corong, kelopak berjumlah 4 helai, bentuk hampir seperti lingkaran, mahkota berjumlah 4 helai, bebas, putih kekuningan. Benang sari berjumlah ca. 60 helai dan benang sari terluar memiliki ukuran paling panjang, tangkai putik tunggal. Buah buni, bulat, hijau saat masih muda dan merah atau gelap saat masak, diameter ca. 5 – 12 mm, dengan kelopak tidak gugur pada bagian ujung buah.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Filipina, Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sunda Kecil) Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, P. Andaman, P. Nicobar, Thailand, dan Vietnam. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem dataran rendah seperti hutan primer dan sekunder. Tumbuh secara alami pada hutan riparian, hutan lahan kering, hutan rawa dan rawa-gambut, serta areal terdegredasi. Pada ekosistem urban dijumpai tumbuh meliar pada lahan terbuka hijau atau pekarangan.
Kegunaan : Daun secara etnobotani dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam bumbu masakan dan beberapa dimanfaatkan sebagai bahan baku pengobatan tradisional. Referensi: Merrill & Perry, 1938.

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading