Shorea balangeran
(Korth.) Burck.
Dipterocarpaceae
Nama : Kahoi (Kutai).
Deskripsi : Pohon, besar, berbanir-kecuali pada pohon muda, tinggi 30 m, diameter batang berkisar 20−75 cm. Batang beresin (berdamar), kuning-keputihan; kulit batang merah tua-kehitaman. Daun penumpu ada. Daun tunggal, berseling, pertulangan menyirip, gundul; daun melonjong-jorong sampai melanset, menjangat, berwarna krim mencolok di bagian bawahnya; pangkal daun membaji-melebar sampai menumpul, melancip 1.5 cm, meramping, pertulangan daun 13−18 pasang, terlihat jelas di atas, urat daun tersier menangga, tersamarkan. Perbungaan malai, panjang 8 cm, terminal atau aksiler. Bunga biseksual, putih-kekuningan. Benang sari berjumlah 15, lebih pendek dari tangkai putik ketika mekar, bakal buah bulat telur. Buah geluk-bulat telur, tangkai buah pendek; 3-kelopak lebih panjang, bercuping, menyudip, menumpul, melebar di bagian atas, membundar telur, menombong tebal di pangkal; 2 cuping lebih pendek, lurus. Biji bulat telur, 6 × 4 mm, merembang.
Ekologi : Sumatra dan Kalimantan. Di Kalimantan Timur: lahan basah Mesangat, lahan basah Suwi, lahan basah Sedulang, Kebun Raya Samarida. Tumbuh pada ekosistem hutan riparian, hutan rawa, habitat hutan rawa-gambut, dan tipe habitat hutan kerangas. Jenis ini juga dibudidayakan untuk keperluan rehabilitasi lahan.
Kegunaan : Kayu dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanaman rehabilitasi dan lanskap. Referensi: Muklis et al., 2018.