kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Parartocarpus bracteatus

(King) Becc.

 

Moraceae
Nama
: Tampang; Selanking, Kelupa.
Deskripsi : Pohon, berukuran mencapai tinggi 45 m, terkadang dengan akar banir. Daun menjangat; tersusun spiral; tangkai daun 2−3.5 cm, berambut balig halus-kecoklatan sampai semi-menggimbal; helai daun jorong sampai membundar telur sungsang atau semi-membundar telur sungsang; pangkal daun membundar sampai menjantung, ujung daun melancip-pendek sampai meruncing (atau membudar-tetapi jarang), tepi daun mengutuh atau rata, tergulung balik; permukaan atas daun berambut balig halus-kecoklatan, terutama pada tulang daun; permukaan bawah berambut balig halus-padat pada tulang daun; tulang daun utama sedikit seperti muncul di atas, pertulangan anak daun 8−18 pasang, anak daun tersier menangga; daun penumpu ada, berambut balig halus-kecoklatan, lekas luruh. Perbungaan jantan soliter, aksiler, mementol atau bonggol; panjang tangkai 2−3.5 cm, menggimbal kecoklatan sampai berambut balig halus; kelapa bulat, diameter 2.5−3.5 cm; daun pembalut berjumlah 3 helai, membundar telur, panjangya 0.1−1 cm, mengimbal atau berambut balig halus kecoklatan; proses kuncup perbungaan (membantal), sedikit melengkung, semi gundul; benang sari berjumlah 2, panjang mencapai 8 mm, tangkai sari bebas atau menyatu di pangkal, kelapa sari 2.5−3 mm, merembang. Perbungaan betina soliter, aksiler, berbonggol; panjang tangkai bunga 3−5.5 cm, berambut gimbal sampai berambut balig halus-kecoklatan; bonggol berbentuk bulat, diameter 2−3.5 cm; daun pembungkus berjumlah 2−4, membundar telur, panjangnya 0.5−1 cm, menggimbal kecoklatan atau berambut balig halus; proses kuncup perbungaan (membantal), biasanya melengkung, pangkalnya menyatu menjadi 2−4 kelompok atau bebas, semi-gundul; bunga banyak; kepala putik mendabus. Buah semi-bulat, diameter 5–9 cm, bercuping dengan banyak buah.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Semenanjung Thailand, Malyasia dan Indonesia (Sumatra: Pulau Simular & Bangka, Kalimantan). Pada umumnya tumbuh pada hutan primer dan sekunder sampai pada ketinggian di atas 700 m dpl. Referensi: Berg & Corner, 2006.
Kegunaan : –

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading