kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Kleinhovia hospita

L.

 

Malvaceae
Nama
: Tahongai.
Deskripsi : Pohon atau perdu, percabangan rimbun, kulit batang putih sampai keabu-abuan, sedikit beralur dangkal. Daun penumpu ada, melanset, lekas luruh. Daun tunggal, menjantung; tersusun berseling-spiral; pangkal daun mejantung; ujung daun meruncing; tepi daun mengutuh; pertulangan menjari; permukaan daun gundul dan kasar; hijau tua sampai hijau terang. Perbungaan malai, aksiler, tangkai perbungaan berambut balik; ungu kehijauan. Bunga biseksual; kuncup bungan lonjong, coklat-kemerahan; daun gagang hijau, menjangat, persegi tiga; kelopak bunga dalam 2 pusaran, berjumlah 5 helaian, bebas, berlawanan; kelopak tambahan (epicalyx) kehijauan pendek dan menjangat; daun kelopak melonjong, panjang, ujungnya meruncing sampai membundar, jambon sampai keputihan; daun mahkota berjumlah 5, bebas, mengertas, lebih pendek dari kelopak, tersusun berlawanan; jambon-keputihan. Buah pelok atau kapsul; bulat; permukaan bersudut dalam vertikal atau berlipatan; hijau terang sampai hijau-kekuingan, kehitaman saat tua; buah berpendar. Biji tidak diketahui.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Bangladesh, Fiji, Hainan, India, Indonesia (Sumatra, Kalimantan, dan Sunda Kecil), Malaysia, Nansei-shoto, P. Caroline, P. Christmas, P. Society, Samoa, P. Solomon, Taiwan, Tonga, Vanuatu, dan Vietnam. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem dataran rendah, pada hutan primer dan hutan sekunder. Jenis ini tumbuh pada habitat hutan riparian, hutan rawa atau hutan rawa gambut. Tumbuh lebih sering dijumpai pada tepi sungai seperti tepi sungai Mahakam, Sungai Kelinjau, dan sungai lainnya.
Kegunaan : Daun dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional untuk penurunan gula darah. Referensi: Muklis et al., 2018.

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading