kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Ficus schwarzii

Koord.

 

Moraceae
Nama
: Ara.
Deskripsi : Pohon, tinggi dapat mencapai 20 m, ranting berdaun biasanya tebal, dengan rambut-rambut kaku kecoklatan, dengan buku berkelenjar lilin, ruas ranting berongga; periderma mengelupas, sering dengan kuncup aksiler kecil yang mengugur. Daun penumpu ada, berambut kaku kecoklatan, lekas luruh. Daun tunggal, berderet dua-silang,  kadang-kadang berhadapan, mengertas sampai semi-menjangat; helaian lonjong-membundar telur sungsang, biasanya asimetrik; pangkal daun menirus sampai menumpul; ujung daun meruncing sampai mengekor; tepi daun mengutuh, kadang-kadang sedikit bergirigi ke ujung daun; permukaan atas daun dengan rambut-rambut kaku kecoklatan pada pertulangan utama, halus, permukaan bawah daun sedikit berambut kaku kecoklatan pada pertulangan, halus; pertulangan lateral 6−12 padang, jarang bercabangan atau menggarpu jauh dari tepi daun. Perbungaan periuk, muncul dipermukaan kulit batang atau dahan, tangkai perbungaan panjanngya ca. 1−3 cm; daun gagang bagian bawah berjumlah 3, berpusar; dasar bunga semi-bulat atau semi-avokad sampai bulat memipih; ujungnya rata atau sedikit cekung, ostiol 4−8 mm. Buah semu, kehijauan sampai kuning atau kecoklatan saat masak.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem dataran rendah seperti hutan primer dan hutan sekunder. Tumbuh pada hutan riparian, hutan lahan basah, dan pada hutan regenerasi, terkadang tumbuh pada tepi-tepi jalan. Jenis ini dapat tumbuh hingga pada ketinggian habitat 1 200 m dpl. Referensi: Berg & Corner, 2005.
Kegunaan : –

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading