Dracontomelon dao
(Blanco) Merr. & Rolfe
Anacardiaceae
Nama : Sengkuang; Dahu.
Deskripsi : Pohon, berukuran besar, tinggi berkisar 25−55 m, diameter berkisar 0.9−1.5 m, berbanir, dengan tinggi dapat mencapai 5 m. Kulit batang coklat keabu-abuan, bersisik, mengelupas tidak beraturan, pepagan dengan eksudat berwarna kecoklatan. Daun majemuk, menyirip gasal, 4−5 pasang anak daun. Anak daun kebanyakan tersusun berhadapan, atau berseling, mengutuh, menjangat-tipis; jorong sampai melonjong, lonjong-membundar telur sampai melanset, permukaan daun gundul di kedua sisi, permukaan bawah daun terdapat rambut domatia, pangkal daun membundar sangat menyerong, ujung daun melencip-sangat pendek, pertulangan daun sekunder berjumlah 3−10 pasang. Perbungaan malai, aksiler atau terminal. Bunga biseksual, putih atau putih kehijauan, kelopak bercuping-5; membundar telur-lonjong; daun mahkota berjumlah 5, berkatup, melanset sungsang. Benang sari berjumlah 10. Putik panjangnya ±6−7 mm, bakal buah bersel-5, berambut, tangkai putik 5, kepala putik menjembul. Buah pelok, bersel 5, bulat, besar saat segar, coklat pudar, lapisan dalam buah berkayu, keras, sering halus, kadang sedikit bersudut-5. Biji bulat.
Ekologi : Persebaran alami dari dataran India sampai kepulauan Solomon (termasuk Indonesia). Tumbuh pada ekosistem dataran rendah pada hutan primer dan hutan sekunder, termasuk hutan riparian dan hutan lahan basah (rawa). Di Kalimantan Timur tersebar hampir di seluruh daratan, seperti di daerah dekat tepi sungai Mahakam dan anak-anak sungainya, di lahan basah Mesangat dan Suwi.
Kegunaan : Kayu dimanfaatkan sebagai bahan baku pertukangan. Buah dapat dikonsumsi, tetapi memiliki rasanya yang asam. Referensi: Kessler & Sidiyasa, 1994.