Cratoxylum formosum
(Jack) Benth. & Hook.f. ex Dyer
Hypericaceae
Nama : Butun (Kendawangan, Sukamara), Gerunggang; Geronggang.
Deskripsi : Pohon, kecil-besar, atau perdu, tinggi berkisar 15−35 m, dbh 20−40 cm; meranggas. Batang berduri saat muda, getah encer merah-kecoklatan atau kekuningan pucat, kulit batang abu-abu sampai merah-kecoklatan atau hitam, berlekah kasar, bersisik; batang muda gundul, biasanya berduri; pepagan kekuningan. Daun tunggal, berhadapan, menerna sampai melontar, kadang berlilin; tangkai daun 5−15 mm; daun tua hijau, daun muda merah muda; bangun daun bervariasi−jorong, membundar telur sungsang, lonjong, atau melanset atau membundar telur; ujung daun meruncing atau melancip pendek sampai membundar; pangkal daun membaji-melebar sampai membundar; tulang daun lateral 8−16 pasang. Perbungaan terbatas, 1−6 kuntum bunga, bagian bawah ketiak daun, tangkai bunga 3−15 mm. Bunga heterodistylous; daun mahkota putih atau jambon sampai merah, atau jarang keunguan. Benang sari memberkas, renggang, kelenjar kepala sari tidak ada, jika ada, keunguan; bakal buah 2−4.5 mm; tangkai putik 2−8 mm. Buah kapsul, menjorong; kehijauan ketika muda, kuning-kecoklatan saat matang atau tua. Biji 7−17 per ruang, melanset sungsang.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Hainan, Indo-cina, Kepulauan Andaman, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Filipina, dan Sulawesi. Pada umumnya tumbuh di hutan primer dan hutan sekunder, hutan dipterokarpa campuran, habitan hutan kerangas, hutan lahan basah (rawa, rawa gambut, mangrove dan hutan pantai), hutan di atas tanah pasiran. Di Kalimantan Timur: hampir di semua dataran rendah dan perbukitan Kalimantan, lahan basah Mesangat dan Suwi.
Kegunaan : Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan tradisional. Referensi: Wong, 1995.