kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi
  • The importance of biodiversity

    Biodiversity is the foundation of life on planet Earth, and the loss of biodiversity is one of the three causes of the global crisis. Currently, around 1 million plant and animal species face extinction threats (Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services - IPBES, 2019). In the National Medium-Term Development Plan (RPJMN 2020-2024),

  • satu dari empat pilar yang diamanatkan adalah: Keragaman hayati dan Kekhasan Sumber Daya Alam terus dipelihara dan dimanfaatkan. Bahkan dalam Rencana
    Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indeks Pengelolaan
    Keragaman Hayati menjadi salah satu indikator. Sebagai implementasinya, Instruksi
    Presiden (INPRES) No 1 tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keragaman
    Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan, menjadi tanda komitmen pemerintah untuk
    Pengelolaan Keragaman Hayati menuju Indonesia Emas 2045. Update data dan informasi status keragaman hayati, menjadi satu diantara strategi nasional (Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan 2015-2020). Sebagai operasionalisasi IBSAP bagi Lembaga non pemerintah,

  • web keragaman hayati Lahan
    Basah Mesangat Suwi ini kami buat. Penyebarluasan Informasi untuk memperkenalkan keragaman hayati kepada Masyarakat umum ini, sebagai langkah awal untuk mendorong Masyarakat ikut terlibat dalam menjaga keragaman hayati Ekosistem
    Penting Lahan Basah Mesangat Suwi. Web ini dikembangkan atas pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan.

  • About Us

    Yasiwa is a non-profit foundation established in 2012 with the aim of preserving biodiversity in various uses of natural landscapes. Yasiwa works in the Lahan Basah Suwi. Yayasan Ulin is a non-profit foundation established in 2009, with the vision: Through science-based conservation management and utilization.

    In its pursuit of sustainability, the foundation will ensure the preservation of all naturally occurring species and a quality life for humans residing within the natural landscapes of Indonesia, located outside of protected areas. Yayasan Ulin operates in the Lahan Basah Mesangat Suwi. In the program for managing the Important Ecosystem Area of Lahan Basah Mesangat Suwi, Yasiwa and Yayasan Ulin have formed a consortium to jointly implement the program.

  • What We Do

    One of the core activities of both Yasiwa and Yayasan Ulin is to routinely conduct observations and record findings of biodiversity, as well as collaborate with universities and researchers to conduct biodiversity inventories. They build partnerships with various stakeholders to assemble the 'conservation efforts' puzzle from different experiences and roles to complement each other. Yasiwa and Yayasan Ulin have introduced the importance of Lahan Basah Mesangat Suwi to stakeholders at the district and provincial levels in Kutai East Regency and East Kalimantan Province. The Regent's Decree No. 660/K.391/2023 regarding the Determination of the Important Ecosystem Area of Lahan Basah Mesangat dan Suwi (KEP LBMS) serves as the foundation for stakeholders, including Yasiwa and Yayasan Ulin, to collaborate in managing KEP LBMS.

    • The importance of biodiversity

      Keragaman hayati adalah dasar bagi kehidupan di planet bumi, kehilangan keragaman hayati menjadi satu diantara tiga penyebab krisis global. Saat ini, sekitar 1 juta spesies tumbuhan dan hewan menghadapi ancaman kepunahan (Intergovernment Science- Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Service-IPBES, 2019).

    • Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024),
      satu dari empat pilar yang diamanatkan adalah: Keragaman hayati dan Kekhasan Sumber Daya Alam terus dipelihara dan dimanfaatkan.

    • Bahkan dalam Rencana
      Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indeks Pengelolaan
      Keragaman Hayati menjadi salah satu indikator. 

    • Sebagai implementasinya, Instruksi
      Presiden (INPRES) No 1 tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keragaman
      Hayati dalam Pembangunan Berkelanjutan, menjadi tanda komitmen pemerintah untuk
      Pengelolaan Keragaman Hayati menuju Indonesia Emas 2045. 

    • Update data dan informasi status keragaman hayati, menjadi satu diantara strategi nasional (Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan 2015-2020). Sebagai
      Operasionalisasi IBSAP bagi Lembaga non pemerintah, web keragaman hayati Lahan
      Basah Mesangat Suwi ini kami buat. 

    • Penyebarluasan Informasi untuk memperkenalkan keragaman hayati kepada Masyarakat umum ini, sebagai langkah awal untuk mendorong Masyarakat ikut terlibat dalam menjaga keragaman hayati Ekosistem
      Penting Lahan Basah Mesangat Suwi. Web ini dikembangkan atas pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA)
      Kalimantan.

    • About Us

      Yasiwa is a non-profit foundation established in 2012 with the aim of preserving biodiversity in various uses of natural landscapes. Yasiwa works in the Lahan Basah Suwi. Yayasan Ulin is a non-profit foundation established in 2009, with the vision: Through science-based conservation management and utilization.

      berkelanjutan, 

    • Yayasan akan memastikan semua spesies yang muncul secara alami, dan kehidupan berkualitas bagi manusia yang tinggal di dalam bentang alam Indonesia yang terletak di luar kawasan dilindungi. Yayasan Ulin bekerja di Lahan Basah Mesangat. Dalam program pengelolaan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi, Yasiwa dan Yayasan Ulin membentuk konsorsium, untuk menjalankan program
      bersama.

    • What We Do

      Satu diantara kegiatan inti Yasiwa maupun Yayasan Ulin, adalah rutin melakukan observasi dan pencatatan temuan keanekaragaman hayati, serta bekerja sama dengan perguruan tinggi maupun para peneliti dalam melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati. 

    • Membangun kemitraan dengan para pihak guna menyusun puzzle ‘upaya konservasi’ dari berbagai pengalaman dan peran yang berbeda-beda untuk saling melengkapi. Yasiwa dan Yayasan Ulin telah memperkenalkan nilai penting Lahan Basah Mesangat dan Suwi kepada para pihak di tingkat Kabupaten Kutai Timur maupun Provinsi Kalimantan Timur.

    • SK Bupati no 660/K.391/2023 Tentang Penetapan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat Suwi (KEP LBMS), menjadi landasan para pihak, termasuk Yasiwa dan Yayasan Ulin untuk berkolaborasi dalam mengelola KEP
      LBMS.

    en_USEnglish
    Legal Status
    Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
    Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
    IUCN Red List Status
    The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
    The CITES List Status
    CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
    Click Here
    Endemic Status
    "Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
    Click Here
    Previous slide
    Next slide

    Swipe to continue reading