kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Phanera semibifida

(Roxb.) Benth.

 

Fabaceae (Caesalpinioideae)
Nama
: Bunga kupu-kupu.
Deskripsi : Liana memanjat, cabang muda berambut baliq halus kecoklatan sampai gundul. Daun penumpu ada, menguping sampai membundar, permukaan kadang gundul. Daun tunggal, menjangat; tangkai daun gundul sampai berambut balig; helaian daun membundar telur sungsang sampai membundar; tulang daun 11-13 atau paling sedikit 9; berbelah dua, ujung cuping menumpul atau runcing; pangkal daun menjantung; permukaan daun gundul, permukaan bawah daun gundul-berambut balig. Perbungaan tandan, aksiler atau terminal, tangkai bunga berambut balig; daun gagang melanset, berambut balig halus menyutra, sangat mudah lekas luruh, daun gantilan memita-meruncing. Kuncup menjorong, menggada, berambut balig. Hipantium menabung, daun kelopak berbelah-5, hijau tua atau hijau lumut; daun kelopak putih-menguning, tidak merata, melonjong-menjorong, gundul; cakar berambut balig. Benang sari-3 fertil, tangkai sari keras atau kaku; kepala sari lonjong; benang sari steril 2 atau 3, kecil, membenang. Bakal buah dengan putik kaku atau keras, berambut menggimbal kecoklatan padat; kepala putik memerisai. Buah polong, pipih, melonjong, gundul, dan permukaan halus. Biji memiliki bentuk yang bervariasi, pipih.
Ekologi : Persebaran alami dari Myanmar, Semenanjung Malaysia, Indonesia (Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi), dan Filipina. Pada umumnya pada ekosistem hutan dataran rendah seperti hutan riparian dan hutan lahan basah. Ketinggian habitat berkisar 200-2.000 m dpl.
Kegunaan : Bubuk akar dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Referensi: Larsen & Larsen, 1996. Catatan: Spesies ini dahulunya lebih dikenal dengan nama Bauhinia semibifida Roxb.

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading