kehatimesangatsuwi.org

kehatimesangatsuwi

Catalogue / Fauna / Flora 

Crateva religiosa

G.Forst.

 

Capparaceae
Nama
: Tegaron (Kutai).
Deskripsi : Perdu, atau pohon, tinggi pohon dapat mencapai 15 m atau lebih, diameter batang ca. 30 cm. Ujung ranting berdaun-berlentisel, berwarna abu-abu, besar dan menyebar; kulit batang tua keabu-abuan. Daun majemuk menjari; tersusun berseling; tangkai ibu daun 6−10 cm; helai anak daun tipis dan menjangat atau menerna; melonjong sampai sampai membundar telur; pangkal anak daun menumpul; ujung anak daun agak melancip; tepi anak daun mengutuh; semi-tidak bertangkai, kadang bertangkai 5 mm; pertulangan daun lateral 7−11 pasang; permukaan sisi bawah hijau keabu-abuan, sisi atas hijau kusam. Perbungaan malai, terminal. Bunga dengan jumlah kuntum sampai 25, di ujung ranting berdaun yang tidak tumbuh; tangkai bunga 2−9 cm; daun kelopak membundar telur, ujungnya melancip; daun mahkota-4, membundar telur, putih sampai kekuningan, benang sari berjumlah 10−30, tangkai benang sari panjang; bakal buah semi-silinder sampai bulat telur. Buah semibuni, semi-bulat sampai bulat telur; perikarp berpapila; kehijauan tua. Biji berbentuk jantung, 25−30 per buah, coklat tua.
Ekologi : Persebaran alami dari wilayah Cina (Guangdong) sampai Asia Tropis (termasuk malesia-Indonesia) dan sampai wilayah pasifik. Pada umumnya tumbuh pada ekosistem hutan dataran rendah termasuk lahan basah atau rawa-rawa di Kalimantan Timur.
Kegunaan : Bunga dikonsumsi secara etnobotani sebagai penyedap dalam bumbu masakan sambal di dalam masyarakat kutai.
Catatan : Di Indonesia terdiri atas 3 jenis dari marga Crateva, 2 jenisnya dilaporkan di Kalimantan C. religiosa dan C. magna. Referensi: Kennard, 1995; Zhang & Tucker, 2008; Muklis et al., 2018.

en_USEnglish
Legal Status
Law No. 5 of 1990 Concerning the Conservation of Biological Resources and their Ecosystems
Minister of Environment and Forestry Regulation No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Regarding Protected Plant and Animal Species
IUCN Red List Status
The International Union for Conservation of Nature (IUCN), or in Indonesian, Serikat Internasional Untuk Pelestarian Alam, makes decisions to determine the conservation status of a species or plant. The current categories of the IUCN Red List criteria include extinct (EX), extinct in the wild (EW), critically endangered (CR), endangered (EN), vulnerable (VU), near threatened (NT), least concern (LC), data deficient (DD), and not evaluated (NE).
The CITES List Status
CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) , aims to restrict countries from trading protected flora and fauna or those with extremely limited numbers. The CITES status consists of appendices (attachments) numbered I-III. Appendix I is a list of flora and fauna that absolutely cannot be traded because they are critically endangered. Appendix II is a list of flora and fauna that can be traded, but their numbers are limited. Meanwhile, Appendix III is a list of flora and fauna that can be traded because they are abundant in one country but limited in another.
Click Here
Endemic Status
"Endemic species" can be defined as species that naturally and exclusively inhabit and highly adapt to a specific geographical area. Based on the size and boundaries of their territory, this status includes Endemic (E) and Non-Endemic (NE).
Click Here
Previous slide
Next slide

Swipe to continue reading